Rabu, 15 Desember 2010

Slank: Tanpa Narkoba Bisa Hasilkan Karya Bagus
Kelompok musik Slank membantah anggapan bahwa dengan mengkonsumsi Narkoba seorang seniman bisa lebih kreatif, justru sebaliknya, tanpa menggunakan barang haram tersebut mereka terbukti bisa menghasilkan karya-karya bagus. 

Penegasan itu antara lain disampaikan personil kelompok musik favorit kaum muda itu, antara lain Kaka (vokalis), Bimbim (drummer), Aldi (gitaris) dan Rido, didampingi manajer Bunda Iffet Sidharta, dalam seminar Anti Narkoba yang diselenggarakan Polda Jatim di Surabaya, Kamis (21/3). 

"Saat membikin album pertama hingga ketiga, kami belum memakai Narkoba, tapi album itu terbukti paling bagus. Jadi, tanpa Narkoba kami bisa menghasilkan karya yang bagus. Setelah album ketiga, kami menjadi pengguna," ujar Kaka. 

Ia bercerita, selama mengkonsumsi Narkoba, dirinya menjadi orang yang sangat bodoh karena setiap saat yang dipikirkan adalah bagaimana mendapatkan barang tersebut. Awalnya mereka hanya mengkosumsi ganja (cimeng) kemudian meningkat ke shabu-shabu (SS). 

Mengutip ajaran agama yang menyebutkan bahwa perang terbesar bagi pemeluk Islam itu adalah mengekang hawa nafsu, ia menegaskan bahwa berhenti mengkonsumsi Narkoba juga merupakan bagian dari perang batin yang sangat sulit untuk dilaksanakan. 

Dikatakannya, untuk membarantas narkoba itu sama sulitnya dengan memberantas masalah korupsi di negara kita. Karena itu ia meminta polisi agar mempersempit ruang gerak para bandar sehingga mereka kesulitan untuk menjual barang dagangannya. 

"Dulu yang namanya Gang Potlot isinya pemakai dan bandar. Tapi setelah Slank tidak lagi mengkonsumsi (narkoba), sekarang sudah jarang sekali. 
Perlu kami ingatkan, semakin banyak yang berhenti mengkonsumsi, para bandar pasti akan mencari pekerjaan lain karena dagangannya tidak laku," katanya. 

Sementara Bunda Iffet Sidharta, yang juga ibu kandung Bimbim, mengingatkan para ibu agar tidak panik dan merasa malu jika anaknya ketahuan menjadi pengguna. Jika anaknya terlanjur menjadi pengguna, para ibu harus menghadapinya dengan cara yang sabar dan penuh kasing sayang. 

"Kalau sebelum anaknya menjadi pengguna, kasih sayang ibu 100 persen, maka setelah anaknya menjadi pengguna harus ditingkatkan menjadi 150 persen. Saya tahun 1997 turun sendiri untuk menangani masalah anak-anak ini, sehingga mereka bisa sembuh. Ini juga bagian dari ibadah," katanya. 

Ia mengatakan, anak-anak personel Slank sudah menghentikan kegiatan Narkobanya itu sejak dua tahun lalu. Namun demikian, wanita berjilbab yang berpenampilan trendy itu tetap mengawasi mereka melalui komunikasi dan perhatian yang terus menerus. 

"Misalnya, kalau satu jam tidak ada di rumah, saya telpon mereka ada di mana, sama siapa. Kalau temannya kira-kira tidak baik, ya saya suruh pulang. Selain itu, setiap tiga bulan sekali mereka kami tes urine-nya. Jadi jangan terus dipercaya apa adanya dan dibiarkan," katanya. 

Pada kesempatan itu personel Slank mengaku tidak mudah bisa keluar dari jeratan Narkoba. Mereka bisa sembuh setelah sebelumnya diisolasi atau tidak bisa berhubungan dunia luar selama 10 hari selama menjalani pengobatan medis (detoksivikasi). 

"Setelah itu kami juga berusaha membatasi pergaulan dengan kawan-kawan atau sahabat yang masih makai. Bukan apa-apa, ini untuk mengantisipasi saja agar tidak ketularan lagi," ujar Kaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Design by : Boedy Acoy | copyright@2010 | Support by : Blogger